Jakarta: Para pengungsi korban letusan Gunung Merapi di daerah Yogyakarta dan sekitarnya mulai terdeteksi menderita depresi dan kecemasan. Gejala ini terdeteksi oleh tim kesehatan yang terdiri atas psikolog dan psikiater.
"Depresi dan kecemasan yang paling banyak ditemukan dari laporan sementara dari tiga tempat penampungan," kata Dirjen Pelayanan Medik Supriyantoro, Rabu (10/11).
Supriyantoro mengaku belum menerima angka resmi penderita gangguan kejiwaan itu. Namun ia mengakui bahwa kemungkinan besar jumlah penderitanya akan bertambah pascabencana. "Ada korelasinya, semakin lama bencana, potensi gangguan jiwa semakin besar," katanya.
Hal itu juga dipicu antara lain kondisi tempat pengungsian yang mungkin kurang memadai, tidak adanya kegiatan selama ditempat pengungsian, dan juga memikirkan kehilangan tempat tinggal dan harta mereka.
Terkait dengan itu, Kementerian Kesehatan mulai melakukan kegiatan konseling bagi para warga meskipun sejauh ini belum mendapatkan sambutan banyak dari para pengungsi. Itu lantaran masih adanya stigma konseling ke psikolog atau psikiater hanya untuk mereka yang menderita gangguan jiwa berat atau "gila".
Untuk menjembatani perbedaan persepsi itu, petugas kesehatan melakukan pendekatan dengan bekerjasama dengan para relawan di tiap posko pengungsian untuk membantu melacak para pengungsi yang membutuhkan bantuan konseling. Selain itu, pendekatan juga dilakukan melalui pelaksanaan kegiatan masal seperti relaksasi, permainan kelompok yang dapat diikuti oleh banyak pengungsi.(IAN/Ant)
Pengungsi Merapi Mulai Dilanda Depresi dan Kecemasan
Written By Unknown on Rabu, November 10, 2010 | 18.08
Label:
Warta